DaerahNews

Hujan Deras di Kabupaten Manggarai, Satu Rumah dan Persawahan di Desa Mata Wae Rusak Parah

×

Hujan Deras di Kabupaten Manggarai, Satu Rumah dan Persawahan di Desa Mata Wae Rusak Parah

Sebarkan artikel ini
Rumah dan Persawahan di Desa Mata Wae Rusak Parah (Foto: PF)

Ruteng, Pijarflores.com – Hujan lebat yang mengguyur desa Mata Wae, kecamatan Satar Mese Utara, kabupaten Manggarai, Kamis (27/4/2023) pagi hingga petang mengakibatkan rumah dan sejumlah lahan pertanian milik warga, termasuk fasilitas umum di wilayah itu mengalami kerusakan.

Rumah milik Dominikus Banggur di dusun Gejar nyaris roboh, akibat tanah bagian depan teras rumahnya tiba-tiba ambruk. Saat kejadian, pemilik rumah sedang tak berada di rumah. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Sementara kerusakan lainnya yang terbilang cukup parah juga terjadi pada lahan pertanian padi sawah.

Sekitar 1 (satu) hektar lebih tanaman padi milik warga dusun Ruwat dan dusun Gejar hancur total akibat banjir bandang Wae Kawu.

Padi yang tinggal menghitung hari siap panen itu kini hancur total terkubur rata dengan tanah, bahkan hanya terlihat daun dan batangnya saja akhibat tertimbun material banjir, seperti pasir, kerikil, potongan kayu dan dedaunan.

“Saya sangat terpukul dengan kejadian ini. Padi ini rencananya besok dipanen,” tutur, Komas Bos, pemilik padi kepada wartawan, Kamis petang sesaat setelah peristiwa itu sambil meneteskan air mata kesedihan.

Hal sama pula dialami warga lainnya, Yosep Ganggur, Marsi Hambu, Kletus Kantur, Frans Salut, Kanisius Onggot, Benediktus Janggur, Robertus Dandung, Alosius Gentur dan Vitalis Hadin.

Selain rumah dan tanaman pertanian, juga broncaptering Wae Teku Ruwat (Air bersih untuk Kebutuhan Rumah Tangga dusun Ruwat) hancur total akhibat derasnya arus air. Sejumlah pipa utama pada mata air dan pipa pancuran yang biasanya digunakan warga setempat untuk mandi dan timba air kebutuhan rumah tangga juga rusak terseret arus dan tertimbun material pasir dan kerikil.

Masih di dusun Gejar, kerusakan parah juga terjadi pada jalan raya dan jembatan, tepatnya jalan kabupaten Cabang Nte’er dan Cabang Kole.

Aspal terkelupas, kerikil terangkat kepermukaan sehingga jalan mirip got air dan kubangan kerbau.

Sementara, Jembatan Ngalor Kiwung di Pong Wakar atau tepatnya antara pertigaan SMPN 16 Satar Mese dan SDI Pong Wakar juga rusak parah.

Jembatan dan dua lubang besar pada jembatan tersebut tertutup rapat oleh material banjir bandang, seperti pasir, kerikil, batu dan potongan kayu. Sehingga air meluap ke badan jalan raya, akhibatnya warga dan kendaraanpun sempat macet total.

Masih pada ruas jalan yang sama, juga terdapat longsoran tanah, tepatnya di Wura, bekas longsoran beberapa bulan sebelumnya.

Pantauan media ini, Kamis petang, terlihat puluhan pelajar SMPN 16 Satar Mese kesulitan pulang sekolah karena banjir. Akses jalan pulang tertutup banjir. Air terlihat tumpah rua hingga ke badan jalan, dikarenakan lubang jembatan tertutup material banjir seperti batu, pasir, kerikil dan puing-puing potongan kayu.

Warga setempatpun mengaku kali tersebut rentan dengan banjir bandang pada setiap musim hujan seperti sekarang ini. Pasalnya beberapa tahun silam pernah terjadi banjir bandang serupa hingga merusak tanaman pertanian dan menelan ternak milik warga setempat.

Sementara, jalur dan jembatan ini adalah satu-satunya akses menuju SMPN 16 Satar Mese dan SDI Pong Wakar, termasuk ke fasilitas kesehatan setempat. Selain itu, juga merupakan satu-satunya ruas jalan utama sebagai akses antara Kabupaten, kecamatan dan desa di Manggarai, termasuk akses ke pariwisata Wae Sosor Alo, Niang Todo dan Wae Rebo.

Kepala desa Mata Wae, Martinus Don, kepada wartawan, Juma’at (28/4/2023) mangatakan, pasca bencana, pihaknya bersama masyarakat setempat, langsung mendatangi lokasi bencana untuk melakukan pengecekan seluruh lokasi bencana dan melakukan pendataan, guna memastikan lokasi, dan kerugian materil dan lainnya, termasuk apakah ada korban jiwa atau tidak.

“Kemarin sesaat setelah kejadian juga saya langsung perintahkan seluruh staf untuk turun ke lapangan mendatangi lokasi kejadian guna memastikan TKP dan apakah ada korban jiwa atau tidak, termasuk korban materil,” terangnya.

Hasil pendataan bencana nantinya akan dibuatkan dalam bentuk laporan dan diserahkan ke Pemerintah Kabupaten melalui pihak terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dinas Sosial, dinas Pertanian dan dinas Pekerjaan Umum.

Kejadian ini, kata Marten, sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat. Sebab padi yang ada dipastikan gagal panen. Sementara satu-satunya andalan masyarakat, apalagi dengan situasi dan kondisi krisis beras seperti sekarang ini.

“Kejadian ini tentu sangat berdampak secara ekonomis. Sebab bencana ini dialami sejumlah warga. Dan kerusakan terparah terjadi pada tanaman padi sawah yang sebentar lagi siap panen. Tetapi dengan begini dapat dipastikan gagal panen sudah,” tandas Kades Marten Don.

Kepada masyarakat, Marten, mengimbau agar di musim hujan seperti sekarang ini, masyarakat tetap tenang, tetapi selalu waspada dan behati-hati, terlebih saat keluar rumah sebab bencana sewaktu-waktu bisa terjadi secara tiba-tiba. Dan segera melaporkan kepada pemerintah desa Mata Wae jika terjadi bencana.

Kepada Pemerintah Daerah, diharapkan untuk segera menindaklanjuti laporan kami nantinya dan segera mendapatkan bantuan beras dan lainnya kepada warga yang terdampak.

Penulis: Redaksi PF

Tinggalkan Balasan