Ruteng, Pijarflores.com – Pihak Keuskupan Ruteng secara resmi mengundang pihak PT PLN (Persero) divisi panas bumi, Direktur Panas Bumi Direktorat Jendral EBTKE kementrian ESDM dan PLN UIP Nusa Tenggara, untuk duduk bersama mendiskusikan terkait pengembangan Geothermal Ulumbu.
Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Rabu, 02 Agustus 2023 di Ruang Rapat Aula Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng, Jln. Pelita nomor 04 Ruteng. Sesuai undangan yang media ini peroleh secara elektronik, diskusi penting ini terjadwal mulai pukul 10.00 waktu Indonesia tengah.
Pantauan media ini, tampak hadir dari pihak tuan rumah Keuskupan Ruteng di antaranya Vikjen Keuskupan Ruteng Romo Alfons Segar, Direktur Puspas Romo Marthen Cen, ketua komisi PSE Romo Josi Erot, Ketua komisi Budaya dan Pariwisata Romk Ino Sutam, ketua Komisi Keluarga Romo Blasius Harmin dan JPIC Keuskupan Ruteng Romo Marthen Jenarut.
Sementara dari pihak PLN, hadir Bapak Christiyono General Manager Divisi Panas Bumi PT PLN (Persero), Budi Herdyanto kordinator EBTKE kementrian ESDM, dan Abdul Nahwan dari PLN UIP Nusra. Kemudian, Rezy Syahputra dari PT PLN (Persero) Pusat.
Berikutnya, dari pihak pemda Manggarai, di antaranya Paulus Suardi Ganto kabag PBJ, Deny Haru Kabag Organisasi dan Cony Gabur kabag Hukum.
Romo Alfons Segar, Pr Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Ruteng yang ditemui usai diskusi tertutup itu menjelaskan beberapa poin penting yang menjadi catatan keuskupan Ruteng kepada pihak Pengembang Geothermal PLTP Ulumbu dan Pihak PLN. Ia mengaku hanya sebagai mediator atau jembatan antara masyarakat (umat) Poco Leok dan pihak pengembang dalam hal ini yakni pihak PT PLN (Persero).
“Peran kami [Keuskupan Ruteng] hanya sebagai jembatan untuk menyampaikan suara-suara masyarakat atau umat gereja di Poco Leok. Baik itu yang mendukung geothermal maupun pihak yang menolak geothermal,” jelas Romo Alfons.
Pada intinya, kami menyampaikan beberapa catatan penting yang harus PLN jawab secara tertulis nantinya. Itu untuk kami sampaikan lagi kepada kepada masyarakat atau umat katolik di Poco Leok.
Adapun beberapa catatan yang menjadi pertanyaan keuskupan Ruteng kepada pihak PLN adalah, bahwa pengembangan Geothermal PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok harus memenuhi tiga (3) unsur penting. Ketiganya itu, pertama soal kesejahteraan umat atau masyarakat, kedua soal keadilan,dan ketiga adalah soal keutuhan ciptaan.
Disinggung mengenai peran JIPC SVD, Romo vikjen menjawab enteng. Menurutnya, pihaknya (Keuskupan Ruteng) selalu meminta (secara lisan) kepada JPIC SVD agar bekerjasama atau berkoordinasi dengan keuskupan Ruteng dalam menentukan sikap terkait Pengembangan Geothermal Poco Leok.
“Selama ini Ia hanya menyampaikan secara lisan kepada pimpinan atau provinsial SVD Ruteng meminta kerja sama membahas masalah Geothermal Poco Leok,” lanjut Romo Vikjen Alfons.
“Dari pihak keuskupan selalu minta supaya kerjasama, ya, Kerjasama. Apapun temuan mereka (JPIC SVD) di lapangan, itu harus didialogkan. Dibicarakan bersama dengan pihak keuskupan sehingga hasil akhirnya hanya satu, hanya satu keluar (satu suara),” tuturnya.
Romo Alfons menegaskan, bahwa tidak boleh adanya perpecahan di antara umat (masyarakat). Dirinya berharap agar semua pihak tetap menjaga keutuhan di tengah masyarakat [Tidak Hadir sebagai Provokator].
“Revolusi gereja itu untuk mempersatukan ya. Sehingga, gereja menampung, menerima semua aspirasi entah yang pro dan kontra, Gereja menerima semua aspirasi mereka,” tegasnya.
Ketika singgung mengenai adanya perbedaan sikap JPIC Keuskupan Ruteng dengan JPIC SVD, Romo Vikjen menjawabnya secara diplomatis.
“Itulah pentingnya bekerjasama lintas JPIC dengan Keuskupan Ruteng agar perbedaan-perbedaan itu bisa disatukan, yang berujung pada satu suara rekomendasi,” tutup Romo Alfons.
Penulis: Riky Huwa
Editor Redaksi