Ruteng, Pijarflores.com – Pemerintah Kabupaten Manggarai telah membangun tanggul penahan abrasi, di tempat bersejarah bagi umat Katolik di kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (17/1/2024).
Berada di belakang Gereja Jengkalang, Desa Wangkung, Kecamatan Reok, tanggul sepanjang 80 meter telah berdiri gagah di tempat itu.
Bernadus Andara (50), warga setempat mengaku sangat berterima kasih kepada Pemkab Manggarai.
“Kami sangat bersyukur kepada pemerintah, karena sudah mendengar harapan kami dengan membangun tanggul ini,” ungkapnya kepada media ini, Rabu (17/1/24).
Menurutnya, sebelum tanggul ini dibangun air laut biasanya naik hingga menyentuh halaman gereja.
Bahkan, kata dia, jika air laut pasang secara perlahan mengikis bibir pantai dan tembok gereja yang sudah puluhan tahun berdiri kokoh.
“Biasanya kalau pasang, air pasti masuk sampai halaman gereja. Yang buat kami prihatin, bibir pantai perlahan-lahan terkikis atau mengalami abrasi,” bebernya.
Bernadus menjelaskan, pengaruh lain saat air laut naik adalah dinding bagian belakang gereja ini secara perlahan ikut terkikis oleh air laut karena tidak adanya tanggul pemecah ombak.
Namun dengan adanya tanggul pemecah ombak yang dibangun pada tahun 2023 tersebut, situs bersejarah ini akan tetap terlindungi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati Manggarai, karena saat kami pergi bertemu beliau di Ruteng, Pak Bupati langsung datang melihat kondisi di sini. Syukur kepada Tuhan, tanggulnya langsung dibangun,” ujarnya.
Diketahui, Gereja Jengkalang merupakan gereja katolik pertama di kabupaten Manggarai, dan pada 17 Mei 1912, menjadi tempat pertama orang Manggarai dibaptis menjadi umat Katolik. Gereja ini masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Bupati Hery Nabit bersama unsur Forkompida kabupaten Manggarai pada hari Rabu (17/1) mengunjungi Gereja Jekalang, sekalian melihat langsung hasil pembangunan tanggul abrasi, proyek tahun 2023.
Editor: Tim PF