Manggarai, Pijarflores.com – Peresmian Sistem Biodigester sebagai sumber daya Biogas dan Pupuk Organik, yang merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bekerjasama Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dan Labsosio Universitas Indonesia (UI) di desa Nenu, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Rabu (14/8/2024).
Kepala Unit Kajian Sosiologi dari Universitas Indonesia Profesor Rober Lawang saat ditemui mengatakan, awalnya dirinya sangat sulit sekali untuk menentukan orang Manggarai yang dapat dipercaya untuk melakukan kegiatan seperti ini.
Menurut Profesor Rober, kegiatan ini sangat teknis, Biodigester ini sangat membutuhkan ketrampilan dari penerima manfaat untuk mengembangkannya. “Saya waktu itu didesak oleh BKI untuk mencari penerima manfaat, saya bertanya ke Bruder Latif dari Eko Pastoral di Pagal dan Beliau menunjuk orangnya,” ungkap Profesor Rober Lawang
Dirinya sangat berharap agar bantuan TJSL yang diinisiatifnya itu bisa bermanfaat ke depannya. “Diseluruh dunia banyak sekali yang mudah untuk menjalankan komitmen. Harapannya ke depan semua penerima manfaat bisa bertahan,” lanjut Prof Rober.
“Banyak uang yang diberikan Pemerintah yang asas manfaatnya tidak berjalan, oleh karena itu kita harus berupaya agar program ini bisa bermanfaat untuk kemakmuran rakyat seluruhnya,” tutur Prof Rober.
Prof Rober Lawang mengatakan, bahwa apa yang ada merupakan perhatian pemerintah melalui TJSL BKI. “Hari ini kita mulai dengan yang kecil-kecil seperti ini. Hari ini Negara hadir melalui BKI. Saya minta untuk ke-4 penerima manfaat di Desa Nenu, agar bisa mengembangkan program ini dengan baik. Babi-babi harus berkembangbiak,” kata Prof Rober.
Dirinya sangat berharap, yang sudah ada dan akan berkembang di Desa Nenu, bisa menjadi contoh ke depannya untuk program Pemerintah, karena saat dirinya bertemu Bupati Manggarai Hery Nabit, Bupati Hery siap mensuport kegiatan tersebut. “Muda-mudahan juga dengan Biodigester ini juga bisa mengembangkan tanaman Hortikultura. Ini merupakan pendekatan pembangunan yang sangat strategis ke depannya di Kabupaten Manggarai.”
“Dan kami tadi malam saat bertemu Bupati Manggarai Hery Nabit untuk mengomfirmasi kehadirannya hari ini, Bupati Hery Nabit siap mendukung,” tutur Prof Rober.
BKI sendiri memberikan bantuan berupa kandang Babi, 3 induk Babi, dan seluruh perlengkapan Biodigester.
Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Asisten perekonomian dan pembangunan kabupaten Manggarai Yos Djelamu menyampaikan bahwa Biodigester ini merupakan bukan yang pertama di Kabupaten Manggarai, dirinya sudah pernah menangani Biodigester tetapi tidak berjalan.
Menurut Yos Djelamu, ada beberapa hal yang sangat bermanfaat dengan Biodigester atau yang dikenal dengan Bio Gas. Ada 7 manfaat penting, yang bisa diperoleh masyarakat, yaitu:
1. Biodigester sering disebut bangunan biogas, yaitu sebuah tabung tertutup menjadi tempat limba organik difermentasi, sehingga meningkatkan kandungan unsur hara dari limbah organik tersebut, sekaligus menghasilkan bio gas untuk keperluan rumah tangga.
2. Biodigester cocok untuk usaha tani yang mempunyai nilai ekonomi ganda, yang berasal dari tanaman dan peternakan.
3. Menggunakan Biodigester merupakan sebuah cara yang sangat menguntungkan, karena mampu memanfaatkn alam tanpa merusaknya sehingga siklus ekologi terjaga.
4. Manfaat paling besar penggunaan Biodigester adalah bisa menghasilkan pupuk alami untuk tanaman sayur mayur.
5. Keuntungan lain ad.meningkatkan pendapatan, menghemat energi dn melakukan pertanian berkelanjutan.
6. Teknologi Biodigester menghasilkan bio gas dan pupuk alami, dan manfaat lain adalah meningkatkan kebersihan (sanitasi) serta menjaga lingkungan.
7. Bahan dasar biogas trdiridari: bahan organik/feces dan air dennga suhu pengolahan antara 15°C dan 35° dengan waktu penyimpanan (fermentasi) lebih dari 30 hari, agar bakteri mengjasilkan biogas (CH4)
Pemerintah sangat berterimakasih karena Profesor Rober sudah bisa membawa program yang bermanfaat untuk ke-4 warga di Dusun Teruk ini.
Sementara dari Tenaga Ahli untuk pemasangan Biodigester yaitu Yulius Lagur mengatakan bahwa Biodigester bukan barang yang baru, sudah banyak penggunanya selama ini.
Yulius merupakan pria asal Manggarai yang berdomisili di Kupang itu mengatakan, bahwa teknologi Biodigester ini selalu berkendala dalam hal pemanfaatannya. “Yang menjadi perhatian selama ini adalah tanggungjawab untuk pemakaian teknologi ini selanjutnya. Ini adalah adalah alat yang membantu pekerjaan manusia,” ungkap Yilius.
Pemilihan penggunaan teknologi Biodigester ini sangat penting sekali. “Dalam Biodigester, yang paling penting adalah pemilihan teknologinya harus tepat. Semua berbicara tentang Bio Gas, tetapi kenapa tidak berkelanjutan,” katanya.
Menurut Yulius, Biodigester atau yang dikenal Bio Gas ini banyak manfaatnya untuk masyarakat. Karena setiap hari masyarakat membutuhkan sumber energi yang memadai untuk keberlangsungan hidup. “Sebenarnya Biodigester itu mempunyai kaitan untuk mengatasi persoalan Energi masyarakat. Yang berikut untuk kesehatan para peternak, karena Bio Gas adalah WC ternak, peternak tidak lagi mencium udara yang tidak segar,” terangnya.
Dia juga menambahkan, Biodigester ini bisa menjadi tempat olahan pupuk organik.
“Berikutnya bidang pertanian, mampu menghasilkan pupuk organik yang terbaik dengan sistem integrasi, kita tau di Manggarai banyak pengusaha pertanian, ketika alat ini ada akan membantu usaha-usaha pertanian seperti pengembangan Hortikultura,” katanya.
“Dan juga untuk lingkungan sekitar, dengan adanya WC ternak akan mampu mengurangi persoalan sosial lailnya. Pencemaran udara terjadi juga membuat orang lain merasa terganggu, karena adanya pencemaran udara. Oleh karena itu dengan adanya teknologi Biodigester, akan mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan lingkungan,” jelas Yulius.
Bersama timnya, Dia berkomitmen agar dengan adanya teknologi Bidigester dapat membantu urusan masyarakat dan juga mengurangi masalah sosial lainnya. “Kami berusaha untuk melihat bahwa kami hadir untuk selamatkan lingkungan setelah itu baru kita orentasi ke profit. Seluruh limbah organik kalau di daur ulang dengan baik, dengan teknologi yang baik akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” ujar Yulius.
Ibu Lola sebagai penerima manfaat Biodigester, sangat berterimakasih kepada BKI dan UI. “Ini anugerah buat kami, awalnya kami tidak menyangka akan menerima Biodigester ini. Ternyata Gas yang dihasilkan Biodegester ini sangat ramah lingkungan. Gas yang dikeluarkan tidak menimbulkan bau. Sekarang kami sudah dimudahkan karena sudah tidak capai pergi cari kayu dan juga untuk membeli minyak tanah,” ungkap ibu Lola.
Mereka berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan bantuan yang mereka terima. “Kami siap mengembangkan program yang sudah diterima untuk warga Dusun Teruk, Desa Nenu, Kecamatan Cibal,” katanya.
Ada dua dusun yang mendapatkan program Biogester tersebut di Desa Nenu, tiap dusun tersebut mendapat 1 unit Biodigester, dan tiap unit juga mendapatkan 3 ekor induk babi.
Untuk sementara Biodigester yang ada dipakai untuk menyalakan Kompor, Magic, Lampu Bio Gas.
Mendampingi Asisten Yos Djelamu, Kepala Dinas Pertanian Ferdi Ampur, dan juga dari DLHD Kabupaten Manggarai yang diwakili oleh Kepala Bidang Penanganan Persampahan Anton Hani.