Ruteng, Pijarflores.com – PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) berhasil menyelesaikan tahapan persiapan pengadaan lahan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 (2xx20 Mw) di Poco Leok.
Hal tersebut ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Bupati Manggarai Nomor 366 Tahun 2024 tanggal 12 September 2024. Selain itu, Bupati Manggarai juga mengesahkan dokumen penetapan lokasi (Penlok) untuk wellpad J, access road wellpad J dan G, serta penyesuaian tikungan akses jalan di Desa Wewo.
Ketua tim persiapan Marianus Yosef Jelamu menjelaskan, penetapan lokasi ini merupakan tahapan kedua dalam proses pengadaan lahan sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATN/BPR) Nomor 19 tahun 2021.
“Semua berjalan sesuai prosedur. Mulai dari proses penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah hingga penetapan lokasi,” jelasnya kepada media ini, Kamis (26/9).
Marianus mengakui, kelancaran proses sampai dengan penerbitan penlok ini berkat dukungan berbagai pihak dalam pengembangan pembangkit EBT tersebut.
“Semua proses berjalan dengan baik. Tentunya, proyek ini dapat memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat,” ujar Marianus.
Marianus mengatakan, proses pengadaan lahan ini ditargetkan akan rampung pada Desember 2024. Selanjutnya, dokumen tersebut akan diserahkan ke BPN Kantor wilayah NTT.
Sehingga, lanjut dia, PLN akan melanjutkan proyek dengan memasuki tahapan Engineering, Procurement and Construction (EPC).
Lebih jauh ditegaskannya, proyek ini akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Flores. Selain itu, proyek pembangkit listrik yang memanfaatkan uap panas bumi ini, menjadi solusi untuk menggantikan pembangkit listrik diesel yang relatif mahal.
“Pengembangan PLTP Ulumbu punya peran penting dalam transisi energi bersih, mengingat energi panas bumi sangat ramah akan lingkungan dan dapat mengurangi beban subsidi energi pemerintah,” katanya.
Maka dari itu, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan agar proyek ini bisa berjalan dengan lancar.
“Semua tahapan yang sudah dijalankan, dengan melibatkan Forkopimda, Kepala Desa, Tokoh Adat serta elemen masyarakat. Dukungan mereka sangat diperlukan, sehingga proyek ini menjadi garda depan dalam program transisi energi bersih dengan pemanfaatan energi panas bumi di NTT,” tukasnya.