DaerahNews

Hadir Dalam HUT IBI ke-73, Bupati Hery Nabit: Jangan Jadi Toxic dalam Organisasi

×

Hadir Dalam HUT IBI ke-73, Bupati Hery Nabit: Jangan Jadi Toxic dalam Organisasi

Sebarkan artikel ini
Foto bersama pengurus IBI, Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan, dan juga perwakilan dari Polres Manggarai (RH).

Ruteng, Pijarflores.com – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Kabupaten Manggarai menggelar Seminar Nasional dengan tema “peran Bidan dalam penguatan sistem ketahanan Nasional pada krisis iklim melalui sinergi dan kolaborasi,” Sabtu (22/6/2024) di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai.

Hadir dalam seminar Nasional IBI Manggarai, Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit. Dirinya mengisahkan saat dirinya masih kecil sudah mengetahui bagaimana pelayanan Bidan.

“Saya tau sejak kecil, bahwa ibu melahirkan sangat susah. Sering sy melihat ibu saya melayani pasiennya dan pasti akan ada teriak, yang lucunya Bidan Senior saat itu akan menegur ibu yang akan melahirkan dengan kalimat ‘neka ciek’ (Jangan berteriak),” dengan nada guyon Bupati Hery Nabit mengenang ibundanya yang juga mantan Bidan senior di Kabupaten Manggarai saat melayani pasiennya.

Profesi bidan menurut Bupati Hery Adalah salah satu profesi yang tidak pernah kenal waktu dalam pelayanannya.

“Malam atau sore tidak kenal waktu, tetap kerja,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Manggarai sangat berterimaksih kepada seluruh Bidan yang sudah bekerja dengan serius di Kabupaten Manggarai untuk melayani ibu hamil.

“Saya juga akan mendapat teguran dari pusat ketika ada ibu hamil dan bayi yang meninggal. Profesi ini sangat luar biasa tetapi resikonya sangat tinggi dan akan mendapat sorotan dari luar,” kata Bupati Hery.

Dirinya meminta kepada seluruh Bidan yang mengikuti seminar tersebut agar tetap menjaga kualitas pelayanan dengan baik.

“Hari ini kita sangat gampang menyalahkan orang lain, hujan tidak turun saja yang disalahkan bupati. Yang saya mau sampaikan adalah tingkatkan kinerja. Konsen kita meningkatkan kualitas sumber daya Bidan,” tegas Bupati Hery.

Menurutnya setiap Bidan harus bisa belajar terus menerus untuk mengembangkan kualitas diri mereka.

“Ada yang sudah pelatihan dan ada yang belum. Oleh karena itu sudah disepakati melalui DAU SG kita akan melakukan beberapa pelatihan dasar sampai tingkat lanjutannya di tahun 2025. Intinya kita tingkatkan kualitas sumber daya Bidan, oleh karena itu tahun depan kita akan lakukan itu. Sehingga kita siapkan pelatihan untuk semua bidan dan khususnya yang masih yunior,” ucapnya.

Kader Partai PDI Perjuangan tersebut mempunyai cita-cita untuk menciptakan tempat pelatihan bagi para Bidan di Kabupaten Manggarai ke depannya.

“Saya berharap kita juga bisa siapkan tempat pelatihan sendiri. Sehingga di Kabupaten Manggarai akan menjadi tempat pelatihan bagi seluruh bidan di pulau Flores,” lanjutnya.

Tak lupa Bupati Hery menyampaikan pentingnya taat terhadap segala regulasi sebagai ASN dan Non ASN.

“Saya mau sampaikan pentingnya taat terhadap aturan yang ada. Dimana pun kita berada pasti ada aturan. Ketika kita masuk ke rumah orang hak kita sebagiannya dihilangkan karena pemilik rumah ada aturannya. Otomatis ketika masuk rumah orang hak kita sebagiannya hilang, siapa pun itu. Karena yang berlaku adalah aturan umum, kalau terlambat pasti ditegur. Kalau sering pasti akan dikeluarkan,” jelasnya.

“Kedua ikut aturan, hidup kita akan tertata karena ada seperangkat aturan. Walaupun aturan itu menyiksa atau membatasi kita wajib untuk ditaati. Karena semuanya sudah ada SOP-nya. Apa lagi di bidang Kesehatan, semua ada aturan, data untuk pelayanan ibu hamil pasti lengkap,” lanjut Bupati Hery.

Dia juga menyentil soal pendapatan bagi para Bidan, baik yang ASN atau Non ASN.

“Yang berikut soal pendapatan, sebagai pimpinan saya mau berbicara. Negara ini bisa membiayai hidup kita tetapi bukan untuk membiayai gaya hidup kita. Oleh karena itu tempatkan standar dirimu yang ada. Gaya boleh tetapi jangan memaksa dirimu untuk melebihi penghasilanmu,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya berbicara soal prilaku dalam menjalankan tugas pelayanan.

“Yang ke-empat soal perilaku, orang pintar saat ini banyak hanya yang berprilaku baik kurang. Yang tau menghargai orang lain, tentunya tau bagaiamana cara memberikan pendapat yang santun. Yang saya mau katakan untuk belajar bertutur kata baik itu harus bisa,” jelas Bupati Hery.

Bupati Hery Nabit menyampaikan agar bisa menjadi aparatur yang mampu menghargai tempat kerjanya.

“Yang ke-lima jangan bakar rumah sendiri dan rumah orang. Sejelek-jeleknya rumah kita, itu adalah rumah yang membuat kita tenang. Kalau hidup sudah berarti jangan bakar rumah itu. Pergi mengadu ke DPR kalau soal itu saya tidak bisa selesaikan, tetapi kalau masih bisa, kalian harus menunggu. Saya tau banyak yang marah ke saya. Tetapi saya mau katakan satu hal, saya hanya mau beri mereka pelajaran , saya akan tarik mereka kembali para Nakes yang sudah saya pecat selain THL karena sudah diberi gaji Rp2 juta lebih tetapi tetap saja masih mengeluh, saya tidak akan akomodir lagi mereka,” tegas Bupati Hery.

Bupati Hery juga menegaskan bahwa dirinya selalu mendengar setiap keluhan yang disampaikan kepada dirinya. Tetapi Ia mengatakan agar bisa untuk bersabar.

“Jangan pernah percaya dengan orang di luar, setiap persoalan yang sudah disampaikan ke saya, akan saya berupaya untuk selesaikan. Tentunya akan berjalan sesuai aturan yang ada. Kesabaran itu penting, banyak hal dalam hidup yang butuh kesabaran. Semua orang datang dari posisi yang sedikit. Hanya sedikit manusia yang langsung dengan banyak,” ucapnya.

Dirinya berkata dengan tegas bahwa soal Nakes yang itu hanya berkaitan dengan statusnya yang tidak diperpanjang saja. Sehingga sangat mudah menurutnya untuk mengakomodir kembali para Nakes tersebut.

“Orang bilang pecat, bukan itu tidak diperpanjang saja. Suatu saat bisa diperpanjang dan itu gampang. Orang tidak pernah tau berapa gaji kita, tetapi kita bangga kalau kita ada kerja. Pekerjaan itu martabatmu maka jaga baik-baik itu. Tidak semua orang gaji besar jadi kaya, karena tambah naik gaji pasti tambah banyak utang. Orang yang gajinya pas-pasan tapi kalau dia manfaatkan dengan baik pasti akan sukses,” katanya.

Dia meminta kepada seluruh Bidan agar menghindar dari sikap toxic dalam organisasi. Ia pun menjelaskan beberap hal terkait toxic.

“Pertama Suka mengeluh. Mengeluh tentang semua hal.. Keluhan yg terlalu banyak akan mengganggu orang lain dan konsentrasi kerja orang lain,” ujarnya.

“Kedua Suka gosip, gosip tentang teman kerja, pimpinan, keluarga teman kerja, dan gosip-gosip lainnya,” lanjuntya.

“Ketiga Selalu menyalahkan orang lain. Kalo ada masalah, maka kita tidak bertanggungjawab, melempar kesalahan pada orang lain, bahkan meski belum jelas suatu masalah, kita sudah salahkan orang lain. Orang yang selalu salahkan orang lain, pasti kerjanya sedikit karena sibuk omong dan kurang kerja,” jelas Bupati Hery.

Dirinya juga berharap agar para Bidan bisa kuliah untuk menambah ilmu mereka.

“Saya berharap kita bisa hemat dan menabung, saya tidak mau dengar kalau ada ASN dan Non ASN yang berjudi On Line. Harapanya adalah di tahun mendatang mutu kualitas IBI meningkat dan juga rumah tangga kita meningkat. Dan kalau bisa sekolah lebih tinggi, saya senang saat ini banyak Bidan yang lanjutkan kuliahnya. Sekarang banyak beasiswa, apa lagi kalau masih muda,” ucapnya.

Pada akhir sambuntannya Ia meminta agar para Bidan bisa memberi pelayanan yang baik.

“Saya titip masyarakat saya di ibu-ibu Bidan, tolong lihat mereka sebagai saudara kita semua,” ujar Bupati Hery.

Sementara Maria Yasinta Aso ketua IBI Kabupaten Manggarai kepada rekan media menyampaikan, bahwa IBI Manggarai selama ini tetap eksis dalam kegiatan pelayanan dan juga kegiatan sosial mereka.

“Tahun ini adalah HUT yang ke-73 dari usia sudah sangat tua dalam rangka HUT IBI ada beberapa kegiatan, misalnya pelayanan KB di masing-masing ranting di Puskesmas, ada juga kegiatan penyuluhan. Di sejumlah sekolah kami ikut forum anak memberikan penyuluhan reproduksi anak untuk menghindari hamil dini dan korban yang lahirnya dari keluarga yang berantakan,” jelasnya.

Untuk saat ini, IBI juga telah berkordinasi dengan beberapa pihak terkait dalam perlindungan anak.

“Kasus-kasus kekerasan sangat meningkat, kami melihat bidan juga punya peran penting untuk hal ini karena setiap hari bidan ketemu perempuan dalam upaya pencegahan. Sehingga kami sudah berkordinasi dengan KPA agar Bidan juga bisa berada dalam posisi itu,” ujar Maria.

Jumlah Bidan saat ini dalam IBI sendiri berjumlah 1.129 orang dan yang hadir dalam HUT tersebut kurang lebih 300 orang dari masing-masing kordinator tiap Puskesmas di 12 Kecamatan.

Hadir sebagai pemateri dalam seminar nasional dalam rangka HUT IBI ke-73 ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai Meldyanti Hagur, dan juga Kepala Dinas Kesehatan dr Tomy Hermopan.

Penulis: Riky Huwa