Ruteng, Pijarflores.com – Marsel Sudirman yang merupakan juru bicara keluarga besar Todo Pongkor saat ke Mucu, Poco Leok (17/6/2025), menegaskan bahwa pihaknya akan terus-menerus berusaha agar bisa bertemu dengan orator saat aksi di Hari Lingkungan Hidup, yang mengeluarkan kata-kata tidak sopan ke keluarga besar Todo-Pongkor.
“Kami tetap akan terus mencari cara agar bisa bertemu dengan dua orang itu sehingga mereka dua bisa mempertanggungjawabkan omongannya, karena yang dia ucapkan sangat menyakitkan,” ujar Marsel.
Sementara Tetua Adat Gendang Mucu Petrus Jarus, yang paling dituakan dari empat (4) keluarga besar di Gendang Mucu, mengatakan bahwa saat berorasi di kantor Bupati Manggarai (5/6), apa yang disampaikan orator itu tidak benar.
Petrus Jarus mengatakan (17/6) bahwa apa yang disampaikan oleh orator demo di kantor Bupati Manggarai (5/6) saat itu, bukan atas dasar suruhan mereka dari Gendang Mucu.
“Bukan kami yang mengutus mereka ke atas (Ruteng), termasuk terkait kata-kata mereka saat itu yang mereka omong, bukan kami yang suruh,” sebut Petrus.
Petrus menegaskan bahwa yang menjadi orator itu, bukan bagian inti di Gendang Mucu.
“Yang omong itu dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan, dan bukan bagian inti dari Gendang Mucu, Poco Leok,” tegasnya.
Kepada keluarga besar Todo Pongkor, Petrus berjanji akan menulis pengumuman di Rumah Gendang Mucu, agar tidak pergi demo di mana saja.
“Setelah anak-anak saya yang datang kembali ke Ruteng, saya akan bikin tulisan di rumah Gendang Mucu, bahwa keturunan 4 keluarga besar dari Gendang Mucu tidak boleh ikut Demo di mana saja, kalau ada yang tetap ikut, jangan sesekali mengatasnamakan Gendang Mucu, itu tanggung jawab pribadi,” kata Petrus.
Alasan keluarga besar Todo Pongkor ke Mucu, Poco Leok.
Menurut juru bicara keluarga Todo Pongkor, Marsel Sudirman, mereka yang ke kampung Mucu (17/6) merupakan perwakilan dari keluarga besar Todo dan Pongkor. Tujuannya saat itu untuk meminta pertanggungjawaban pernyataan dari salah seorang orator dari Mucu, Poco Leok.
“Apa yang kami sampaikan ini ada sebab-musababnya, tentu sebab-musababnya itu terjadi pada 5 Juni 2025. Ada keluarga dari Mucu Poco Leok datang ke kantor Bupati untuk sampaikan aspirasinya, diantara kami ini juga ada yang hadir, saya pribadi juga hadir saat itu,” kata Marsel.
“Kita tidak pernah sedikit pun bereaksi ketika mereka sampaikan poin-poin yang berhubungan dengan masalah mereka. Ada satu hal yang membuat kami keluarga besar Todo Pongkor terganggu secara keseluruhan, ketika ada pernyataan dari juru bicara mereka yang berbicara sebut secara khusus Todo Pongkor dan juga menyebut nama salah satu anak keluarga besar dari Todo Pongkor yaitu Kraeng Hery,” tambah Marsel.
Kalau hanya menyebut saja dan tidak ada embel-embelnya kata Marsel, pasti mereka (Keluarga Todo-Pongkor) tidak bereaksi. Tetapi yang disebut saat itu dan bukti video ada. Oratornya waktu itu (5/6) menyebut Todo Pongkor dan namanya Kraeng Hery, serta ada tambahan kata-katanya yaitu ‘Weang Damit Mucu Poco Leok’ (Sampahnya orang Mucu Poco Leok).
Dia menyampaikan, seluruh keluarga besar sangat kecewa dengan pernyataan salah seorang yang mengaku dari Mucu, Poco Leok itu. Ia menegaskan, bahwa untuk persoalan keluarga, tidak boleh disampaikan di muka umum.
“Kalau ada kesalahan dari keluarga tidak bisa disampaikan di tempat umum, ada prosedurnya, dan orang lain atau di luar itu tidak boleh tau, karena itu privasi keluarga,” ujarnya.
Sementara tujuan dari keluarga besar Todo-Pongkor ke Mucu, Poco Leok, untuk menyampaikan beberapa hal.
“Ada dua misi yang hendak dilakukan ke Mucu, Poco Leok. Yang pertama mau menanyakan apakah yang utus orang-orang yang pergi demo dan utus juga apa yang mereka bicarakan itu perwakilan Gendang Mucu? Karena mereka mengaku diutus oleh Gendang. Kedua untuk memastikan apakah yang bicara saat orasi itu orang dari 4 keluarga besar di Gendang Mucu Poco Leok? Kalau itu bagian dari mereka kami pasti sebagai keluarga Todo-Pongkor, pas lah kalau kami mengajukan protes ke mereka,” jelas Marsel.
Semua yang hadir ke Mucu, saat itu murni sebagai keluarga Todo-Pongkor, tidak ada embel-embel lainnya.