Ruteng, Pijarflores.com – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) kabupaten Manggarai, menggelar kegiatan penguatan kapasitas dan pelatihan calon fasilitator desa sehat PKK tahap I, di aula TP PKK kabupaten Manggarai, Rabu (23/7/2025) pagi.
Hadir dalam kegiatan tersebut ketua TP PKK kabupaten Manggarai, Ny. Meldyanti Hagur M. Nabit, Ny. Apolonia Ijuk Abu, seluruh kelompok kerja (Pokja), dan juga kepala dinas (Kadis) PMD kabupaten Manggarai, Yos Jehalut, Jefrin Haryanto yang menjadi nara sumber di hari pertama, Muhamad Thamrin, comunity sponsorship manager Manggarai yayasan PLAN Internasional.
Ketua TP PKK kabupaten Manggarai Meldy Hagur Nabit, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk mempersiapakan fasilitator desa sehat, yang tugasnya nanti akan turun lapangan.
“Jadi fasilitator ini untuk komunitas-komunitas yang ada di masyarakat nanti di desa dampingan. Komunitas masyarakat itu dari berbagai kelompok usia dan tantangannya tidak mudah karena berurusan dengan manusia. Kita butuh pola pendekatan sesama manusia, jadi kita butuh Psikolog yaitu konsultan terapis di sini. Kita juga butuh orang-orang yang mengajarkan kita bagaimana menangani diri sendiri,” tegas ketua TP PKK kabupaten Manggarai, saat ditemui awak media, pada Rabu (23/7/2025).
“Jadi memang pemateri kami sangat kompleks, hari ini pak Jefrin itu dengan manajemen organisasi, manajemen diri, pengenalan diri. Lalu kemudian bagaimana komunikasi yang efektif, lalu kemudian bagaimana sih menjadi leader,” imbuhnya.
Sementara salah satu nara sumber dalam penguatan kapasitas dan pelatihan fasilitator desa Jefrin Haryanto, menyebut salah satu syarat utama untuk terlibat dalam organisasi adalah setiap anggotanya harus mulai mengenal dari dirinya sendiri, lalu mengenal kelebihan dan kekurangannya, sehingga secara komunitas dia akan tumbuh sebagai organisasi yang sehat.
Ia menyebut setiap orang telah diselesaikan persoalannya di tingkat pribadi, jadi komunitas hanya menerima akibatnya saja, dia tidak bisa treatment di level komunitas, dia harus personal. Orang-orang itu harus datang, sudah dengan dipulihkan soal-soal ini. Pengenalannya, penerimaan terhadap dirinya dan segala macamnya.
“Lalu hal lain, kita bicara soal manajemen konflik. Jadi yang pasti itu selalu ada konflik di dalam oraganisasi. Yang dibutuhkan adalah ketrampilan memanage bagaimana bagaimana melihat konflik sebagai jalan keluar atau melihat konflik sebagai masalah,” kata Jefrin.
Menurutnya di setiap konflik biasanya selalu ada ruang kita menemukan pembelajaran baik dari konflik itu. Jadi harus selalu ada di ujungnya yang mau mengatakan bahwa dari konflik itu juga pasti ada hal baiknya.
“Sehingga konflik itu tidak bisa dihindari, konflik itu dikelola, dimaknai, lalu ditemukan pelajaran apa yang bisa kita dapat agar konflik itu tidak berulang. Karena organisasi yang sehat itu salah satunya itu dibesarkan dari konflik,” tuturnya.
“Lalu kemudian leadership atau gaya kepemimpinan, kita tidak tahu bahwa satu dari banyak orang itu jadi leader. Maka dari sekarang mereka belajar dari kepemimpinan yang ada, lalu gab generasi itu sangat terlihat. Mereka ada yang kita sebut tadi dari baby boomers ada yang generasi Z, tadi macam-macam,” jelasnya.
Ia mengatakan, seorang pemimpin mampu menemukan dan bisa mengakomodir semua karakter dari generasi-generasi ini. Maka salah satu tawarannya tadi adalah algoritma leadership. Jadi gayanya kekinian tetapi dia bisa beradaptasi dengan orang-orang pada masa sebelumnya.
“Nah yang sedang diterapkan oleh ibu Meldyanti sendiri adalah algoritma leader ship, cepat dan taktis. Lalu kemudian timeless dari waktu ke waktu. Kemudian targeting, adaptasi. Lalu kemudian visioner, itu gaya kepemimpinan jaman sekarang. Tetapi di dalam aksi tetap fleksibel dan tidak kaku, meskipun banyak targetnya tetapi dalam operasionalnya sangat dinamis dan fleksibel, itu yang diterapkan sekarang,” ujarnya.
Yang diharapkan dengan mengikuti kegiatan ini, bisa menjadi role model pembelajaran bagi teman-teman yang akan menjadi fasilitator.