BeritaDaerahKesehatan

Korban Gigitan Anjing di Satar Mese akan Dirawat Intens Selama 21 Hari ke Depan

×

Korban Gigitan Anjing di Satar Mese akan Dirawat Intens Selama 21 Hari ke Depan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi vaksin rabies.

RUTENG, PIJARFLORES.com – Pemkab Manggarai, melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai kembali menunjukkan respons cepat dan tanggap dalam menghadapi kasus gigitan anjing (dog bite).

Seorang anak laki‑laki berusia 4 tahun bernama Andreas Jehabut dilaporkan menjadi korban gigitan anjing liar di beberapa bagian tubuhnya, antara lain paha kiri, lengan kanan, dahi, kepala, dan pelipis, pada hari ini (27/9).

Berdasarkan data yang diterima, korban tinggal di Purang, RT 004/RW 002, Desa Golo Lambo, Kecamatan Satar Mese. Insiden terjadi di luar rumah dalam kondisi tiba‑tiba diserang anjing liar. Beberapa luka berupa luka lecet dan luka robek di beberapa area tubuh.

Setelah kejadian, luka korban segera dibersihkan menggunakan deterjen dan dibilas dengan air mengalir, kemudian dilakukan penyuntikan “hecting luka” oleh petugas kesehatan setempat, dilanjutkan dengan suntikan VAR jenis RABIVAX‑S.

Tim kesehatan mencatat bahwa anjing pelaku sudah dibunuh oleh warga setempat untuk mencegah risiko yang lebih besar.

Pasien selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Borong, untuk mendapat suntikan SAR. Kepada media, Kadis Kesehatan Manggarai menginformasikan bahwa Pasien sudah menyelesaikan suntikan SAR di Borong, dan segera akan kembali malam ini ke Ruteng.

Haryanto menambahkan, saat ini Dinas Kesehatan Manggarai, melalui tim yang ditunjuk, melakukan pemantauan melekat terhadap kondisi Andreas selama 21 hari ke depan sebagai tindak lanjut protokol keamanan rabies.  

Lebih lanjut Jefrin Haryanto, menyatakan komitmennya terhadap keseriusan merespon kasus serupa. 

“Kami berkomitmen merespon setiap kejadian gigitan hewan dengan cepat dan menyeluruh. Proses pembersihan luka, rujukan vaksin, dan pemantauan adalah langkah penting agar risiko rabies dapat dicegah,” katanya.

“Kami juga akan melakukan edukasi ke masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap hewan liar dan memperkuat protokol keamanan hewan peliharaan,” tambahnya.

Respons cepat ini diharapkan tidak hanya menyelamatkan nyawa Andreas, tetapi juga menjadi sinyal bahwa Dinas Kesehatan Manggarai bertindak aktif dan proaktif terhadap insiden kesehatan darurat seperti gigitan anjing.

Program pemantauan, edukasi kepada masyarakat desa sekitar, dan kolaborasi dengan puskesmas serta petugas desa menjadi bagian strategi agar kasus serupa bisa dicegah di masa depan.

“Semoga Andreas lekas pulih, dan masyarakat Kabupaten Manggarai semakin menyadari pentingnya kewaspadaan, vaksinasi hewan peliharaan, dan protokol segera saat terjadi kontak gigitan hewan,” ungkap Jefrin.