DaerahNews

Fransiskus Anggal Minta BPN Manggarai Tidak Menerbitkan Sertipikat Tanah Yayasan Pendidikan Bina Kusuma Ruteng

×

Fransiskus Anggal Minta BPN Manggarai Tidak Menerbitkan Sertipikat Tanah Yayasan Pendidikan Bina Kusuma Ruteng

Sebarkan artikel ini

Ruteng, Pijarflores.com – Fransiskus Anggal meminta Badan Pertanahan (BPN) Manggarai agar tidak menerbitkan Sertipikat tanah Yayasan Pendidikan Bina Kusuma Ruteng.

Hal itu tertuang dalam dokumen sanggahan kepada Kantor BPN Manggarai yang media ini terima dari Fransiskus Anggal, yang isinya menyampaikan Sanggahan Terhadap Permohonan Pengukuran dan Konversi Hak Atas Bidang Tanah di Labe (Lingko Laci Mok), Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Yang Diajukan Drs. Paulus D. Gagu Atas Nama Yayasan Pendidikan Bina Kusuma, Kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Manggarai di Ruteng, Bertanggal Ruteng, 18 November 2022. Senin, 3/4/2023.

Anggal menyampaikan, bahwa dokumen alas hak atas tanah yang diajukan Drs. Paulus D. Gagu, tidak dapat dibenarkan karena tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya sebagaimana yang tertulis dalam dokumen autentik tahun 1973.

Demikian permintaan Fransiskus Anggal selaku anak kandung/anak laki-laki satu-satunya dari Almarhum Titus Anggal dan Kornelia Nu’ung.
Ia mengatakan bahwa dokumen sanggahan sudah masuk ke Kantor Badan Pertanahan Manggarai.

“Sanggahan sudah dimasukan karena menurut saya berdasarkan pengecekan saya atas dokumen alas hak yang disampaikan oleh Paulus Gagu (Drs. Paulus D. Gagu) atas nama dan untuk Yayasan Pendidikan Bina Kusuma, itu tidak benar. Karena menurut alas hak itu, yang benar bahwa perolehan tanah itu didapat atas dasar surat penegasan dari 4 (empat) orang yang menyebut dirinya keturunan tua-tua adat Gendang Laci kepada Paulus Gagu tahun 1973 atas nama Yayasan Pendidikan Bina Kusuma, itu tidak benar. Berdasarkan dokumen otentik, itu bukan hasil penyerahan tetapi transaksi jual beli perseorangan,” kata Frans Anggal, (3/4/2023).

Terkait kronologis tanah itu, ungkap Frans Anggal, bahwa Pius Haru membelinya dari 15 orang. Kemudian ia menjual tanah tersebut kepada Titus Anggal.

“Setelah dia (Pius Haru) membeli tanah itu, dia jual kepada Bapak Titus Anggal dan dibayar lunas seluas 52 ribu meter persegi senilai 800 ribu rupiah, dan (Titus Anggal) sudah bayar lunas. Tanda tangannya waktu itu atas nama Yayasan Bina Kusuma (Bukan Yayasan Pendidikan Bina Kusuma). Dan pada saat itu (Titus Anggal) sebagai Ketua Yayasan Bina Kusuma,” terangnya.

Lanjut Anggal, Pius Haru sebagai penjual bersama beberapa saksinya, Tua Gendang Laci dan Tua Teno Laci dan yang mengetahui serta menyetujui Kepala Desa Carep pada saat itu (tahun 1973), yaitu Pius Hamu.

“Dokumen yang saya pegang asli, tulisan tangan di atas kertas dobel folio bergaris dua halaman. Kemudian sebagai lampiran ada peta situasi, gambar lengkap semua,” tuturnya.

Sementara itu, media ini sudah menyambangi Yayasan Pendidikan Bina Kusuma Ruteng pada Sabtu, 1 April 2023 dan bertemu langsung dengan Edilburga Bur selaku istri dari Paulus D. Gagu (Ketua Yayasan) dan Yohanes Jonantista Gagu selaku anak.

Pada pertemuan itu, Wartawan media ini meminta tanggapan keluarga tersebut berkaitan dengan dokumen sanggahan yang Fransiskus Anggal ajukan ke BPN Manggarai.

“Silahkan mereka mengajukan sanggahan, nanti kita bertemu di BPN,” ungkapnya.

Lurah Carep “Cuci Tangan”

Kemudian media ini juga mendatangi Lurah Kelurahan Carep, Laurensius Y. Ngamal. Lurah pun mengatakan dirinya selaku pemerintah kelurahan hanya mengesahkan.

“ Jadi begini kami selaku pemerintah kelurahan hanya mengesahkan, yang melakukan perjanjian kan mereka. Kami hanya mengesahkan, karena mereka (pihak Paulus D. Gagu) mengaku bahwa sudah membuat perjanjian (dengan BPN Manggarai), sehingga secara prosedur, mereka mengajukan permohonan. Mereka lengkapi dokumen yang dibutuhkan sesuai prosedur, lalu kami bubuhkan tanda tangan,” katanya.

Secara dokumen, kata Lurah Carep, saya bertanya tanah itu perolehan darimana. Dia (pihak Paulus D. Gagu) bilang penyerahan dari tua adat. Dan dalam persetujuan batas, mereka juga undang saya.

“Surat ini ada saksi-saksinya, sehingga menurut saya tidak ada kendala. Kemudian ada juga surat pernyataan masih Lurah yang lama (Benediktus I. Ngangkuk),” katanya lagi.

Terus yang saya tanda tangani adalah surat pernyataan dari tua Gendang Laci mengenai penegasan penyerahan tanah pada Yayasan Pendidikan Bina Kusuma.

“Kami butuh untuk sertifikasi tanah. Saya bilang tidak apa-apa, kemudian saya tanda tangan,”
Selain itu, Lurah Carep juga mengaku bahwa form tersebut bersumber dari pihak pemohon (Paulus D. Gagu) yang tidak tertera tembusan ke Camat Langke Rembong.

“Form ini tidak ada tembusan ke Camat Langke Rembong. Form ini dari pemohon (pihak Paulus D. Gagu), form dari mereka semua. Karena form mereka yang buat, jadi kita tidak mengambil dari luar form itu. Saya juga baru lihat in form. Tidak ada ini Lurah Carep-Labe, yang ada Lurah Carep saja. Yang form aslinya mereka (pihak Paulus D. Gagu) bawa sendiri ke BPN, sedangkan saya hanya menerima kopiannya,” ungkapnya.

“Kemudian saya dapat undangan juga untuk melakukan pemasangan dan pengukuran batas. Waktu itu saya belum tau kalo tanah ini bermasalah, kalo kami tau saya akan pending. Ini kan tidak ada, bahkan mereka (pihak Paulus D. Gagu) tidak beri tau saya,” kata Lurah Laurensius.

Kepala BPN Berada di Jawa dan Ruteng?
Media ini coba mendatangi Kantor Badan Pertanahan Manggarai (BPN) untuk mengonfirmasi langsung kepada Kepala BPN, Siswo Hariyono terkait persoalan Yayasan Pendidikan Bina Kusuma Ruteng.

Namun salah satu petugas BPN yang berjaga di pintu masuk kantor itu mengatakan bahwa Kepala BPN lagi berada di luar Kota.

“Pak Kepala (Siswo Hariyono) lagi bertugas ke Jawa. Sebelum ke Jawa beliau ke Mataram dan langsung ke Jawa,” katanya, Senin, 3 April 2023.
Kemudian, Wartawan mencoba lagi menghubungi salah satu staf BPN Ruteng melalui aplikasi pesan WhatsApp nomor 082228116XXX pukul 16.56 WITA, staf tersebut menyebut bahwa Kepala BPN sedang berada di Ruteng.

“Kalo mau datang ketemu Bapak, datang saja besok,” katanya, Selasa, 4 April 2023.
Selain itu, Wartawan pun meminta nomor Kepala BPN kepada staf tersebut, akan tetapi ia tidak menanggapinya.

“Langsung datang saja ke kantor,” katanya lagi.
Sebagai informasi, Kepala BPN Siswo Hariyono merupakan pejabat baru yang menduduki kursi panas sebagai pimpinan BPN Manggarai.

Penulis: Riky Huwa
Editor: Redaksi