BeritaDaerah

Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai Sosialisasi Cara Tenun Sesuai Perkembangan Jaman

×

Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai Sosialisasi Cara Tenun Sesuai Perkembangan Jaman

Sebarkan artikel ini
Ketua Dekranasda Kab. Manggarai, Meldyanti Hagur Nabit, saat beri sosialisasi di penenun desa Lentang, kec. Lelak.

Ruteng, Pijarflores.com – Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) kabupaten Manggarai, Meldyanti Hagur Nabit, menggelar sosialisasi cara menenun yang baik sesuai perkembangan jaman, di kelompok tenun yang berada di desa Lentang, kecamatan Lelak, kabupaten Manggarai, Jumat (15/8/2025).

Ada pun tujuannya, untuk melestarikan dan mengembangkan seni kerajinan tenun, serta meningkatkan kesejahteraan para pengrajin. 

 

Sosialisasi berupa penyuluhan mengenai teknik menenun yang benar, penggunaan alat tenun yang tepat, serta inovasi dalam desain dan motif tenun. 

Ketua Dekranasda kabupaten Manggarai, Meldyanti Hagur Nabit, kepada media ini mengatakan, tenun bagi wanita di kabupaten Manggarai bukanlah hal yang baru.

“Tenun ini bukan merupakan hal baru. Yang saya pelajari, kalau anaknya sudah masuk masa gadis berarti harus tau tenun, dan itu sudah kami cek ke kampung-kampung di kabupaten Manggarai,” kata Meldyanti.

“Saya hari ini datang ingin mengetahui berapa jumlah penenun, berapa yang dihasilkan, dan siapa yang membelinya, terus apakah bisa dijual tiap bulan dan berapa tiap bulannya, sampai jumlah untuk per tahun,” imbuhnya.

Selanjutnya Meldyanti menanyakan satu per satu pegiat tenun di desa Lentang, apa-apa saja jenis tenunan yang dihasilkan, Meldyanti menanyakan apa saja giat selain tenun di rumah.

Ia berencana akan menjadikan kelompok tenun di desa Lentang itu, untuk berkordinasi dengan pihaknya dalam pengelolaan hasil tenun yang lebih baik dan sesuai keinginan pasar.

“Untuk periode kedua ini sudah ada kantor Dekranasda di samping rumah jabatan Bupati Manggarai. Tahun ini saya akan melihat tenun di Lelak, biasanya kami cek dulu, apakah penenun mau, kalau setuju baru kami drop benang tetapi jangan asal-asalan, supaya kita bisa menghasilkan kain tenun yang berkualitas tinggi dan laku di pasaran,” jelasnya.

Pihaknya juga akan mengganti biaya tenun dan penenun wajib belajar tren warna sesuai kebutuhan hari ini di pasar. 

“Oleh karena itu yang kami butuhkan adalah kreativitas dari hasil tangan ibu-ibu semua,” ungkapnya.

Sementara saat beraudiens dengan para penenun, mama Yovita Susung, menyampaikan bahwa dirinya bisa menghasilkan satu kain tenun tiap minggunya, dan kendalanya karena kurang banyak yang memesan.

“Saya berharap ke depannya hasil kain tenun kami semakin banyak yang pesan,” ucap mama Yovita.

Senada mama Sisilia Rijun, selain tenun, mereka hanya bisa ikut bekerja di kebun atau sawah dari warga di kampungnya. Ia sangat berharap agar kolaborasi itu bisa cepat berjalan.

Kepala desa Lentang, Hironimus Pantur mengatakan, bahwa penenun di desanya akan lebih rajin menenun kalau banyak pembelinya. Namun katanya, kualitas kain tenun juga harus mendukung.

“Kalau pembeli banyak maka ibu-ibu juga rajin menenun. Semuanya juga tergantung kualitas tenunan,” ujar Hironimus.