BeritaDaerah

Tahun 2025 TP PKK Kabupaten Manggarai Fokus Penanganan Kesehatan Reproduksi

×

Tahun 2025 TP PKK Kabupaten Manggarai Fokus Penanganan Kesehatan Reproduksi

Sebarkan artikel ini
Ketua TP PKK Meldyanti Hagur Nabit, saat memberikan materi penguatan kapasitas Reproduksi kepada anggotanya, di aula PKK Kab. Manggarai.

Ruteng, Pijarflores.com – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) kabupaten Manggarai, gelar kegiatan penguatan kapasitas terkait dengan pengenalan kesehatan reproduksi remaja, siklus menstruasi, perencanaan kehamilan dan menopause, yang dikuti seluruh Tim Penggerak PKK Kabupaten Manggarai, di aula PKK kabupaten Manggarai, Selasa (12/8/2025).

Hadir sebagai nara sumber dr. Yohana Joni, dan yang membuka kegiatan kepala Dinas PMD kabupaten Manggarai Yos Jehalut.

Ketua TP PKK kabupaten Manggarai, Meldyanti Hagur Nabit, kepada media ini mengatakan, berdasarkan program-program yang telah dilaksanakan pada periode Tahun 2021-2025, maka pelaksanaan Program TP PKK Kabupaten Manggarai masa bakti Tahun 2025-2029 akan difokuskan pada Pengelolaan Program per kelompok kerja (Pokja) dengan memperhatikan Program Pemerintah Pusat dan Daerah. 

“Pengelolaan Program TP PKK pada Tahun Anggaran 2025 akan fokus pada penentuan daerah dampingan sebagai wilayah pilot program, penyusunan desain program, dan pelatihan fasilitator per Pokja, salah satu program prioritas TP PKK Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2025 yaitu tentang Kesehatan Reproduksi,” jelas Meldyanti.

Ia menambahkan program ini merespon tantangan dinamika kehidupan remaja puteri, perempuan paruh baya, dan perempuan lanjut usia di kabupaten Manggarai.

Kegiatan ini juga sejalan dengan program nasional dan regional dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga, serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada Indikator 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

“Kesehatan reproduksi remaja, siklus menstruasi, perencanaan kehamilan, dan menopause adalah aspek penting dalam pemahaman tentang sistem reproduksi manusia,” ucapnya.

Di Kabupaten Manggarai, antangan terkait pemahaman kesehatan reproduksi masih cukup tinggi, ditandai dengan minimnya akses informasi yang benar, adanya stigma sosial, serta rendahnya keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam edukasi reproduksi.

“Remaja sebagai generasi penerus bangsa berada pada fase perkembangan yang rentan terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti kehamilan tidak diinginkan, infeksi menular seksual, dan gangguan psikologis akibat kurangnya pemahaman tentang tubuh mereka sendiri,” ujar Meldyanti.

Di sisi lain, perempuan dewasa menghadapi tantangan dalam perencanaan kehamilan yang sehat dan proses menopause yang sering kali tidak dipahami secara menyeluruh, baik dari sisi medis maupun emosional.

“Kesehatan reproduksi remaja mencakup pemahaman tentang organ reproduksi dan fungsinya, serta risiko penyakit yang mungkin timbul,” ungkapnya.

Siklus menstruasi adalah proses alami pada wanita yang menandai kesiapan tubuh untuk kehamilan. Perencanaan kehamilan melibatkan persiapan fisik dan mental untuk memiliki anak, sementara menopause adalah tahap alami dalam kehidupan wanita ketika siklus menstruasi berhenti.