Ruteng, Pijarflores.com – Pihak Bank NTT Cabang Ruteng telah melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI), terkait uang tunai yang hangus, dalam peristiwa kebakaran rumah di Desa Todo, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai. Hasilnya siap diganti dengan mengikuti prosedur.
Musibah tersebut terjadi pada 28 Mei 2025, pemilik rumah, Agustinus Manggung, warga Dusun Bea Kalo, Desa Todo, Kecamatan Satarmese Utara. Total uang tunai yang rusak dalam peristiwa itu sebesar Rp50 juta yang merupakan hasil pinjaman di Bank NTT.
Sebagian besar uang tersebut terbakar, namun lembaran-lembaran uang kertas itu masih m menunjukan nomor seri dengan jelas terbaca. Atas dasar itu korban berharap adanya pihak yang bisa membantu proses penggantian uang tersebut.
Kepala Kas Titipan BI Ruteng, Jeanette M. Djarut, yang ditemui media ini di kantor Bank NTT Cabang Ruteng, Rabu (4/6/2025) menjelaskan, bahwa terkait harapan korban untuk adanya penggantian uang rusak akibat musibah kebakaran rumah, dirinya telah lakukan konfirmasi ke kantor BI di Kupang.
Jeanette menjelaskan, pihak BI tentu siap untuk mengganti uang rusak tersebut, namun ada sejumlah prosedurnya. Sebut saja, yakni nasabah dalam hal ini korban, harus membuat surat keterangan Kepolisian atau pemerintah setempat tentang kejadian kebakaran tersebut.
Lebih lanjut sebut Jeanette, nasabah login ke aplikasi pintar dari BI, dan melakukan pengisian data pada penukaran uang. Selanjutnya nasabah dapat mengikuti prosedur pada apliaksi itu. Nasbah juga harus menyimpan uang rusak yang akan ditukar, supaya memenuhi persyaratan penukaran.
Prosedur lainya adalah ciri-ciri keaslian uang, masih harus dapat dikenali baik uang rusak atau cacat termasuk terbakar. Jadi disini, ukuran fisik uang harus lebih besar dari 2/3 ukuran aslinya. Apabila saat dilakukan penelitian atau diverifikasi oleh pihak BI, bahwa uang tersebut dapat diganti, maka uangnya akan diganti.
“Diusahakan uang dijaga keutuhannya. Intinya BI siap ganti, tapi dengan prosedur yang ada. Jika pun kondisi uang menyisakan bagian nomor seri, tapi kalau ukuran fisik uang tidak mencapai lebih besar dari 2/3 ukuran aslinya, berarti tidak bisa,” ujar Jeanette.
Dia mengatakan, bahwa uang yang rusak itu nantinya akan dibawa ke kantor BI di kupang untuk bisa dilakukan verifikasi. Sebab penelitian uang rusak karena kebakaran itu, butuh keahlian. Sehingga terhadap semua hal itu, telah disampaikan ke nasabah atau korban.
“Jadi yang memiliki keahlian itu ada kantor BI di Kupang, dan saya di Ruteng tidak memiliki keahlian itu. Bank NTT Cabang Ruteng juga sudah menghadirkan nasabah yang rumahnya terkena musibah ini untuk ketemu dengan saya. Sehingga kami sudah menjelaskan hal ini semua ke nasabah,” ungkap Jeanette.