BeritaDaerah

Dari Colol, Makasar, dan Pulau Jawa, Hadir Bersama Ramaikan Aksi Demo di Kota Ruteng

×

Dari Colol, Makasar, dan Pulau Jawa, Hadir Bersama Ramaikan Aksi Demo di Kota Ruteng

Sebarkan artikel ini
Foto: Pemuda dari luar Poco Leok, yang hadir ramaikan demo di kota Ruteng.

Ruteng, Pijarflores.com – Aksi Demonstrasi di Kabupaten Manggarai, dari pemuda asal Poco Leok, kembali dilakukan. Kali ini dari berbagai Pulau di Nusantara hadir di kota Ruteng, pada Senin (3/3/2025) pagi.

Kumpulan pemuda asal Poco Leok, yang menyebut dirinya dengan nama Aliansi Pemuda Poco Leok melakukan aksinya di Kantor DPRD Kabupaten Manggarai.

Anggota DPRD Kabupaten Manggarai juga berdiskusi dengan peserta demo dari Poco Leok.

Selesai di kantor DPRD Kabupaten Manggarai, peserta demo pergi menuju kantor Bupati Manggarai.

Sesampai di kantor Bupati, mereka diijinkan untuk bertemu Bupati Manggarai Hery Nabit.

Di kantor DPRD Kabupaten Manggarai sampai di kantor Bupati Manggarai, mereka menyampaikan hal yang sama agar Bupati Manggarai menarik kembali Surat Keputusan (SK) penetapan lokasi pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 di Poco Leok.

Peserta aksi diterima dengan baik di kantor Bupati Manggarai, Tadeus Sukardin sebagai tokoh pemuda menyampaikan agar Bupati Manggarai Hery Nabit, segera menarik kembali SK penetapan lokasi pengembangan PLTP Poco Leok, saat diberikan kesempatan untuk berbicara.

Setelah itu Bupati Hery menanggapi apa yang disampaikan Tadeus, dia menyebut bahwa niatnya itu murni untuk memastikan kenyamanan kebutuhan listrik untuk semua generasi muda di Manggarai, dimana pun berada.

“Niat saya di awal yaitu untuk menyediakan listrik untuk seluruh anak-anak Manggarai dimana pun mereka berada, sayangnya sumber listrik di kita terbatas, kalau mau sebut satu-satunya hanya Geotermal dan itu ada di wilayah Selatan Manggarai yang kita sebut sebagai wilayah Kedaluan Poco Leok,” kata Bupati Hery.

Betul kebutuhan listrik saat ini di wilayah Manggarai sangat terbatas, dan semuanya bergantung pada pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.

“Artinya masyarakat Manggarai seluruhnya sangat bergantung dengan kita di Poco Leok, kalau saya sebut di situ masyarakat yaitu anak-anak yang butuhkan listrik untuk belajar, ibu-ibu yang butuh listrik untuk masak nasi, di situ juga pihak Pemerintah dan swasta yang bergantung pada kebutuhan listrik, kalau dengan diesel itu sangat mahal, yang murah itu adalah dengan Energi Baru Terbarukan,” jelas Bupati Hery di depan pemuda dari Poco Leok tersebut.

Dirinya memastikan, bahwa tidak ada niat lain dalam proses yang telah berjalan, sampai dengan hari ini.

“Tidak ada niat untuk merusak alam, lingkungan, dan budaya Manggarai. Aturan memang jelas, semua tahapan sudah kita lalui. Sejauh yang saya ketahui awalnya tidak banyak yang menolak. Walaupun dalam perjalanannya mulai ada yang menolak, dan kita pahami perubahan itu,” ujarnya.

Dirinya mengatakan, bahwa di awal saat mengeluarkan SK penetapan lokasi pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok, murni menjalankan perintah Presiden, karena bagian dari Proyek Strategis Nasional, sehingga wajib bagi Pemerintah Daerah untuk menindaklanjuti.

“Tolong pahami posisi saya 2 dan 3 tahun yang lalu Kepala Daerah yang tidak menjalankan Proyek strategis nasional itu bisa diberhentikan, tapi ini bukan soal diberhentikan, tetapi itu posisi pemerintah saat itu, tetapi paling bagi saya bahwa pemahaman bahwa kegiatan ini penting untuk penyediaan energi bagi masyarakat Manggarai. Kalau tuntutannya mencabut kembali SK, saya kira di situ akan menemui kesulitan, terutama dari sisi Pemerintahan,” ungkap Bupati Hery.

Setelah bertemu Bupati Manggarai, Aliansi Pemuda Poco Leok kembali ke depan kantor Bupati Manggarai, untuk bertemu massa aksi lainnya.

Di saat itulah pagar kantor Bupati Manggarai dirusak oleh peserta aksi. Mereka dikomando ole orator yang sedang berdiri di atas mobil Pick Up hitam, untuk menggoyangkan pagar di depan kantor Bupati Manggarai.

Tampak pagar bagian depan kantor Bupati Manggarai rusak, menurut informasi yang diperoleh media, kasus pengrusakan oleh peserta aksi tersebut telah dilaporkan resmi oleh Pemda Manggarai ke kantor Polres Manggarai, pada Senin (3/3).

Media ini juga berhasil mewawancarai beberapa peserta yang hadir saat demo berlangsung.

Ada yang mengaku dari Colol, Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai Barat, dari Makasar, dan Pulau Jawa. Mereka hadir tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat demo sedang berjalan.

Tetapi sesekali mereka melambaikan tangan dan mengedipkan mata, seolah-olah memberi kode tertentu kepada peserta demo yang bukan warga asli Poco Leok, tetapi sebagai orator saat demo sedang berjalan.

Pantauan media ini, Mereka yang dari luar Poco Leok, hadir dengan tugas yang berbeda saat demo berlangsung. Ada yang berorasi mengambil gambar, dan ada juga yang tidak melakukan apa-apa, tetapi sering memberikan kode ke peserta aksi.