Oleh: Edi Danggur
Pijarflores.com – Dalam Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengakui telah dikembangkan pandangan dan garis pemikiran yang berbeda-beda mengenai ekologi sebagai tema pokok dalam ensiklik tersebut.
Paus Fransiskus menyarankan agar kita tidak berada pada dua titik ekstrim. Ekstrim yang satu menolak, ekstrim yang lainnya menerima.
Sebab, beliau percaya, diantara dua titik ekstrim itu “tidak ada cuma satu jalan keluar”. Maka harus ada dialog untuk mendapatkan sumbang-saran dan tanggapan-tanggapan yang menyeluruh (LS art.60).
Jangan berharap berlebihan, apalagi memaksa Gereja memberikan pendapat final tentang menerima atau menolak berkaitan dengan tata kelola ekologi.
Paus Fransiskus mengatakan: “Terhadap banyak masalah konkret, pada prinsipnya, Gereja tidak memiliki alasan untuk menawarkan sebuah pendapat definitif”.
Ini sebuah kerendahan hati luar biasa, dimana beliau tidak begitu saja melemparkan senjata ketaatan kepada umat katolik sejagat atas nama kewibawaannya sebagai paus.
Beliau beralasan, “Gereja tahu (tahu diri, ed) bahwa Gereja harus mendengarkan dan mendorong debat tulus diantara para ilmuwan, sambil menghormati keragaman pendapat” (LS art.61).
Semoga warisan pemikiran cemerlang Paus Fransiskus ini menginspirasi pada tokoh agama untuk tidak begitu saja memberikan perintah di bawah ketaatan terhadap umatnya.